Ketika Muhammad mencapai empat puluh tahun, dia mengalami hal yang rupanya termasuk tanda-tanda kerasulan. Dia mendapat penglihatan-penglihatan (di alam bawah sadarnya) bahkan apapun yang muncul dihadapannya dalam setiap penglihatan dan mimpi tersebut akan menjadi kenyataan.
Muhammad kemudian mencari tempat menyepi di Gua Hira (Bukit Hira sekarang dikenal sebagai Jabal Nur. Letaknya kira-kira 2 mil dari Mekkah, gua tersebut memiliki panjang empat meter kurang sedikit dan tingginya satu setengah meter lebih sedikit.)
Tatkala dia berada di Gua Hira, saat itulah sang Malaikat berseru kepada dia, "Bacalah!" "Aku tidak bisa membaca" Muhammad SAW menjawabnya. Sang Malaikat kemudian memegang tubuh dia kuat-kuat dan menekannya untuk kali kedua, sampai dia tidak tahan lagi. Setelah melepaskan dia dan berseru sekali lagi, "Bacalah" "Aku tidak bisa membaca" Muhammad SAW mengulangi jawaban yang sama. Untuk kali ketiga sang Malaikat memegang tubuh dia kuat-kuat dan menekannya sampai dia tidak tahan lagi. Kemudian Malaikat Jibril melepasnya dan berkata:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari setimpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia." (Qs. Al-Alaq 96:1-3)
Rasulullah SAW ketakutan, jantung dia berdebar kencang. Bergegas dia pulang ke rumah ke Khadijah dan berseru lirih, "Selimuti aku! Selimuti aku!" Khadijah menyelimuti suaminya, dia lalu mengisahkan kejadian dalam gua tadi, seraya berkata "Aku khawatir sesuatu telah menimpaku." "Tidak" Khadijah menimpalinya, "Aku bersumpah atas nama Allah, Dia tidak akan merendahkan engkau. Engkau selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga, menolong orang yang lemah dan miskin, menjamu para tamu dengan dermawan dan membantu orang-orang yang layak dibantu."
Khadijah Kemudian membawa Rasulullah ke sepupunya, seorang tua yang sangat dihormati, Waraqah bin Naufal. Orang tua ini mengerti Yudaisme dan akrab dengan Injil, sudah meninggalkan penyembuhan berhala dan menjadi Nasrani. "Wahai sepupuku" Khadijah memulai pembicaraan, "Dengarkanlah Keponakanmu (Muhammad)." "Apa yang sudah kamu lihat, keponakanku?" tanya laki-laki tua yang buta tersebut, lantas Rasulullah memberitahu Waraqah kejadian di dalam Gua Hira. Diapun mengatakan "Malaikat yang diutus Allah kepadamu itu sama dengan Malaikat yang di putus-Nya kepada Musa. Seandainya aku masih muda dan (aku berharap bisa) terus hidup untuk menyaksikan hari ketika orang-orang mengusirmu dari kota ini." "Akankah mereka mengusirku?" tanya Rasulullah. "Ya" jawab Naufal, "Belum ada sebelumnya laki-laki yang menyampaikan sesuatu seperti yang kamu miliki sekarang tanpa menghadapi kekerasan. Kalau saja aku masih hidup untuk menyaksikan hari ketika kamu diusir, pasti aku akan mendukungmu dengan segenap kekuatan." Tetapi, beberapa hari kemudian, Waraqah meninggal dunia.